Tim Ahli Kementerian Lingkungan Hidup yang juga Pakar Lingkungan Hidup dari Universitas Airlangga Surabaya, Suparto Wijoyo, mengungkapkan, dari hasil riset yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup di sembilan kota besar di Indonesia, Surabaya menduduki peringkat pertama sebagai kota dengan kualitas udara paling buruk.
Riset dilakukan di beberapa kota seperti Jakarta, Pontianak, Denpasar, Bandung, Medan, Palangka Raya, Pekanbaru, Semarang dan Surabaya.
Suparto menyebutkan, kendaraan bermotor yang jumlahnya terus bertambah di Kota Surabaya sebagai penyumbang pencemaran udara tertinggi dan angkanya mencapai 70 persen. Sedangkan potensi pencemaran udara lain dari cerobong asap pabrik dan industri mencapai angka 21 persen, serta sembilan persen lainnya disebabkan oleh pembakaran sampah.
"Kementerian Lingkungan Hidup menemukan satu fakta bahwa dari sembilan kota besar yang diteliti ternyata tingkat pencemaran udara kota-kota besar kita sangat serius. Surabaya khususnya memiliki tingkat pencemaran udara yang paling buruk di Indonesia dengan kualitas rata-rata mutu udara tidak lebih dari 10 persen pertahunnya. Itu artinya tingkat udara bersih di Kota Surabaya hanya 10 persen dan 90 persennya terbagi dalam kualitas sedang ataupun yang sangat tidak sehat," jelasnya.
Menurut Suparto, buruknya kualitas udara ini dapat menyebabkan impotensi bagi kaum pria dan kesulitan orgasme pada kaum perempuan. Selain itu juga dapat menyebabkan kematian akibat diare yang berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar